Mantan Kepala Diplomasi Uni Eropa di Turki, Marc Pierini, merasa khawatir dengan sejumlah kebijakan yang dilakukan pemerintah Turki dibawah kepemimpinan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.
Sejumlah kekhawatiran itu misalnya Erdogan dengan gencar memperkenalkan pelajaran Alquran di sekolah-sekolah umum padahal negara itu negara sekuler.
Selanjutnya Marc Pierini juga khawatir langkah-langkah lain Turki dengan menyerukan orang tua agar dapat menyekolahkan anaknya ke sekolah agama Islam, sambil meningkatkan tekanan pada orang yang mengkritik Islam dan membatasi praktik aborsi. Bahkan, pada akhir sekolah dasar, banyak orang tua siswa memilih mengeluarkan anaknya dari sekolah yang memiliki sistem pendidikan ala sekuler, dan menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah yang benar-benar Islam.
Menurutnya, ada kemungkinan juga televisi negara TRT menyiarkan saluran keagamaan dan meminta ruangan baru untuk membangun teater, gedung opera dan tempat penitipan bayi secara Islami. "Langkah tersebut menunjukkan bahwa kaum konservatif cenderung di atas angin dan tidak memiliki oposisi," kata Marc Pierini, sebagaimana yang disitat APF.
Sebelumnya, pemerintah Turki dibawah Erdogan telah menggodok RUU untuk membatasi aborsi yang dikecam Recep Tayyip Erdogan sebagai praktek pembunuhan manusia.
Beberapa tokoh publik semisal komposer Turki dan pianis Fazil Say terancam mendekam dalam penjara selama 18 bulan penjara akibat ulahnya menghina nilai-nilai agama dalam serangkaian pesan tweet yang dia buat secara provokatif untuk merendahkan Islam.
Pada bulan April, Say mengatakan kepada harian Hurriyet bahwa ia merasa benar-benar diasingkan oleh masyarakat Turki setelah ia menyatakan dirinya adalah seorang ateis. Ancaman penjara buat seniman ini malah membuat Pierini merupakan sebuah situasi yang "tidak mengenakkan" di kuping uni Eropa, dimana letak Turki memang tetangga dengan Eropa itu.
Erdogan juga baru saja mengumumkan bahwa pemerintahanya sedang membanguan sebuah masjid raksasa disebuah bukit kota Istanbul dan mesjid itu akan menjadi mesjid tertinggi di Turki sekaligus menjadi landmark kota tersebut. Pengumuman Erdogan tersebut banyak menuai kecaman karena menurut "Uni Eropa" dimata Pierini, kebijakan Erdogan itu adalah sebuah agenda rahasia untuk mempromosikan Islam dan merusak tradisi sekuler Turki yang sebelumnya sudah mendarah daging.