Yamaha All New Jupiter Z1 merupakan terobosan terbaru dari PT Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) di varian motor bebek berteknologi injeksi. Teknologi injeksi sekarang sudah jamak di aplikasi motor - motor Indonesia.
Untuk itu, Yamaha tidak hanya membekali All New Jupiter Z1 dengan sekadar teknologi injeksi. Selama beberapa hari dan menempuh jarak sejauh 503 km, kami berkesempatan untuk mencoba dan membedah All New Jupiter Z1.
"Butuh tiga tahun untuk meriset teknologi yang diaplikasi di Jupiter Z1," tutur Yuichi Takeda. Engineer asal Jepang ini adalah project leader dari All New Jupiter Z1. Yuichi Takeda merupakan sosok yang sama yang mengembangkan Yamaha YZR M1 yang digunakan di ajang MotoGP dan Yamaha YZF R1, Superbike Yamaha berkapasitas 1000 cc.
Selain injeksi sebagai perangkat standar, produk Yamaha dengan tagline "Yang lain makin ketinggalan lagi" ini dibekali segudang piranti untuk mendukung hasil performa dahsyat. Teknologi injeksi memberikan keuntungan di sektor emisi gas buang yang oleh pemerintah sekarang menganut standar EURO 3. Dengan sistem injeksi, standar ini mudah diraih. Kini fokus Yamaha adalah pada kepuasan konsumen dengan membuat yang lebih pada All New Jupiter Z1.
Adopsi teknologi motor MotoGP dimulai di sistem injeksi. Kemampuan sistem injeksi All New Jupiter Z1 terinspirasi dari Yamaha YZR M1, motor yang digeber Jorge Lorenzo dan Ben Spies di ajang MotoGP. Throttle body sebagai jalur masuk bahan bakar berdiameter 22 mm menganut konsep down draft, konsep yang sama dengan yang dipakai YZR M1. Injektor berkemampuan tinggi dengan enam lubang pas untuk menghasilkan kabut bahan bakar yang berkualitas.
Sejalan dengan sistem injeksi, Electronic Control Unit sebagai otak kinerja mesin disetting tepat untuk memberikan perhitungan campuran udara dan bahan bakar yang bakal disemprotkan injektor. Input dari berbagai sensor seperti sensor O2 (kandungan oksigen) di bagian pembuangan mesin, sensor suhu mesin, sampai sensor posisi throttle body konstan memberikan masukan pada ECU.
Input yang konstan ini membuat performa motor berkapasitas mesin 113,7 cc ini tetap konstan dari awal sampai akhir. All New Jupiter Z1 mengaplikasikan Transistor Control Ignition (TCI) bukan Capasitor Discharge Ignition (CDI) lagi. TCI lebih cocok dan konstan dengan keseluruhan sistem injeksi. Salah satu keunggulan mesin Jupiter Z1 adalah aplikasi teknologi kruk as layaknya crossplane yang ada pada generasi YZF R1 ataupun YZF 450. Kruk as tersebut telah di balance ulang dengan hasil yang lebih ringan dan sempurna dari versi sebelumnya.
Pada bagian mesin pembangkit daya, kapasitas 113,7 cc dihasilkan dari diameter piston 50 mm dan jarak langkah 57,9 mm. Paduan kapasitas ini dengan kompresi standar 9,3 : 1 sudah cukup untuk menghasilkan tenaga puncak 10,06 PS. Hasil uji coba, kombinasi ini memberikan akselerasi maksimal di putaran bawah hingga kecepatan puncak. Ukuran kompresi tersebut pun cukup diberi bahan bakar jenis premium. Top speed saat uji coba mencapai 120 km / jam.
Untuk itu, Yamaha tidak hanya membekali All New Jupiter Z1 dengan sekadar teknologi injeksi. Selama beberapa hari dan menempuh jarak sejauh 503 km, kami berkesempatan untuk mencoba dan membedah All New Jupiter Z1.
"Butuh tiga tahun untuk meriset teknologi yang diaplikasi di Jupiter Z1," tutur Yuichi Takeda. Engineer asal Jepang ini adalah project leader dari All New Jupiter Z1. Yuichi Takeda merupakan sosok yang sama yang mengembangkan Yamaha YZR M1 yang digunakan di ajang MotoGP dan Yamaha YZF R1, Superbike Yamaha berkapasitas 1000 cc.
Selain injeksi sebagai perangkat standar, produk Yamaha dengan tagline "Yang lain makin ketinggalan lagi" ini dibekali segudang piranti untuk mendukung hasil performa dahsyat. Teknologi injeksi memberikan keuntungan di sektor emisi gas buang yang oleh pemerintah sekarang menganut standar EURO 3. Dengan sistem injeksi, standar ini mudah diraih. Kini fokus Yamaha adalah pada kepuasan konsumen dengan membuat yang lebih pada All New Jupiter Z1.
Adopsi teknologi motor MotoGP dimulai di sistem injeksi. Kemampuan sistem injeksi All New Jupiter Z1 terinspirasi dari Yamaha YZR M1, motor yang digeber Jorge Lorenzo dan Ben Spies di ajang MotoGP. Throttle body sebagai jalur masuk bahan bakar berdiameter 22 mm menganut konsep down draft, konsep yang sama dengan yang dipakai YZR M1. Injektor berkemampuan tinggi dengan enam lubang pas untuk menghasilkan kabut bahan bakar yang berkualitas.
Sejalan dengan sistem injeksi, Electronic Control Unit sebagai otak kinerja mesin disetting tepat untuk memberikan perhitungan campuran udara dan bahan bakar yang bakal disemprotkan injektor. Input dari berbagai sensor seperti sensor O2 (kandungan oksigen) di bagian pembuangan mesin, sensor suhu mesin, sampai sensor posisi throttle body konstan memberikan masukan pada ECU.
Input yang konstan ini membuat performa motor berkapasitas mesin 113,7 cc ini tetap konstan dari awal sampai akhir. All New Jupiter Z1 mengaplikasikan Transistor Control Ignition (TCI) bukan Capasitor Discharge Ignition (CDI) lagi. TCI lebih cocok dan konstan dengan keseluruhan sistem injeksi. Salah satu keunggulan mesin Jupiter Z1 adalah aplikasi teknologi kruk as layaknya crossplane yang ada pada generasi YZF R1 ataupun YZF 450. Kruk as tersebut telah di balance ulang dengan hasil yang lebih ringan dan sempurna dari versi sebelumnya.
Pada bagian mesin pembangkit daya, kapasitas 113,7 cc dihasilkan dari diameter piston 50 mm dan jarak langkah 57,9 mm. Paduan kapasitas ini dengan kompresi standar 9,3 : 1 sudah cukup untuk menghasilkan tenaga puncak 10,06 PS. Hasil uji coba, kombinasi ini memberikan akselerasi maksimal di putaran bawah hingga kecepatan puncak. Ukuran kompresi tersebut pun cukup diberi bahan bakar jenis premium. Top speed saat uji coba mencapai 120 km / jam.